Pernahkah kamu dizolimi karena orang-orang yang mungkin teman, sahabat, saudara, atau rekan kerja menusuk kamu dari belakang? mungkin kamu digosipin, dikata-katain, difitnah, disalah mengerti, atau apalah yang sebenarnya menyakitkan hatimu.
Saya sih pernah.
sekali?
nope..
dua kali?
lebih deh..
Jujur aja, sejak SD aku sering mengalami konflik dengan teman-temanku gara-gara ya itu, gossip.
did you know how gossip could kill friendship and sisterhood?
Aku merasa aku ga ada salah, tetapi konflik itu muncul. Setelah aku semakin dewasa (baca:tua) aku menyadari kalo saat itu aku maupun teman-teman ku yang terlibat itu ga ada yang benar atau pun salah. Namanya juga anak-anak..
Pikirannya sampai mana sih?
Okay, sepanjang aku hidup aku beberapa kali terzolimi dengan gossip-gossip ga jelas itu. Mereka entah mengapa memfitnah aku dengan hal-hal yang keterlaluan, atau teman dekatku membocorkan rahasiaku. Sebagai manusia biasa, hatiku teriris-iris dengan kejadian itu semua. Aku sempat membenci mereka tetap aku tidak mau melakukan hal yang serupa seperti apa yang mereka lakukan. Dan akupun memilih untuk diam..
mengapa diam?
Aku selalu berasumsi kalau orang yang menggosipin kita adalah orang yang memiliki rasa iri kepada kita. Karena ketika orang menggosipi kita dengan kata-kata yang sangat menyakitkan, orang tersebut akan mengalami kepuasan batin dimana 'dendam' kesumat mereka terbalaskan.
Balik menggosipi mereka tidak hanya memperparah keadaan, tetapi juga menjatuh integritas kita pribadi.
Asumsi kedua adalah orang yang menggosipi aku itu tidak mengenal aku dan gossip-gossip mereka itu amat sangat tidak relevan dan memiliki argumen yang lemah
dalam lomba debat, apabila kita menebat argumen-argumen yang lemah, based on common sense not on data and fact yang ada sih kita sakit hati sendiri.
Selain dua asumsi diatas, aku masih punya beberapa asumsi lagi salah satunya action speaks louder than words
tau ga istilah NATO (NO ACTION TALK ONLY)? trust me, orang-orang yang banyak ngomong ga punya waktu untuk bertindak sehingga mereka akan disitu-situ aja.
Gossip adalah karakter destruktif dan ciri-ciri (maaf) orang yang tidak terpelajar. Walaupun ia pergi ke sekolah atau kampus yang oke, tetapi karakternya ga mencerminkan ia seorang yang terpelajar kalau ia masih menggosipi orang lain.
Nah terakhir, gossip itu akan terbukti keabsahan seiring berjalannya waktu. Untuk hal ini aku ada beberapa testimonial..
1. teman-temanku yang dulu menggosipi aku mengaku kalau mereka pernah menggosipi aku dan menunjukkan penyesalan atas praduga-praduga yang tidak terbukti kebenarannya.
2. Salah satu teman baikku pernah mendengar aku digosipin, dan setelah beberapa lama ia melihat sendiri tanpa aku harus mengklarifikasi gosip itu ia mengakui kalau gossip itu "sampah".
Intinya sih tutup telinga rapat-rapat dari opini-opini negatif yang beredar tentang diri kita
It is very wise if you consider those stuff as a tool to correct your self, but be strong enough to tackle them.
Gmana kita mengatasi being discouraged by gossip?
Diam,
Tenang,
Percaya diri..
dan, yang paling penting tetap lakukan hal yang baik seperti tidak menggosip balik
Ga usah klarifikasi, walau gossip itu sejelek apapun kecuali kalau kamu diminta secara 'resmi' untuk ngasih klarifikasi.
Satu hal yang selalu bikin aku kuat adalah
"apabila kita senang dipuji orang lain, maka kita juga harus siap apabila dimaki orang lain juga"
So, jangan ambil pusing akan gossip. Stay cool coz those are fools.
feeling much more confident and calm after reading this, hahaha..
ReplyDeletethanks = )