Sunday, June 6, 2010

Yesus dalam Perspektif Ekonomi

Kita tahu kalau Yesus adalah Anak Allah yang turun ke bumi mengambil rupa manusia untuk menebus kita sehingga apabila kita percaya kepadaNya maka kita akan selamat dan beroleh hidup yang kekal.
Untuk mengikut Yesus, kita harus menanggalkan kehidupan lama kita yang sia-sia, memikul salib, serta menyangkal diri.

Suatu hari saya menonton sebuah acara TV, tepatnya sebuah kotbah di TV. Disitu pembicara menantang pemirsa dengan berkata (in english) "Apa yang ada dibenak anda ketika saya katakan tentang Yesus?". saat itu saya mulai membayangkan tentang Yesus,
Anak Allah..
Seorang Guru, mengajar di Bait Allah, hidup bersama murid-muridNya, penampilannya biasa tetapi ajaranNya luar biasa. Mati di kayu salib bagi saya dan bangkit lagi di hari ketiga..
Itulah yang terlintas di benak saya ketika membayangkan seorang Yesus sedang berjalan di muka bumi ini. Apaklah anda membayangkan hal yang sama dengan saya? mungkin..

Akhirnya pengkotbah tersebut mengatakan "Tahukah saudara kalau Yesus bukan seseorang yang miskin? Dia adalah seorang yang sukses. Mengapa? mari kita telaah satu-satu.

1. Peristiwa saat Yesus memberi makan lebih dari 5000 orang
Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?". Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Yohanes 6:5-7
Yesus adalah pribadi yang bertanggung jawab, ketika Ia mengatakan "Di manakah kita akan membeli roti.." saya yakin kalau Yesus memiliki uang untuk mentraktir jemaah yang ada. Lalu Filipus menjawab "Roti seharga dua ratus dinar.." artinya Filipus mengetahui ada sekitar dua ratus dinar (dan mungkin lebih) dalam perbendaharaan Yesus.
Berapakah 200 dinar itu?
Alkitab mencatat 1 dinar setara dengan upah buruh 1 hari. Kita asumsikan 1 hari itu paling tidak cukup untuk membiayai makan 3 x sehari. Agar perhitungan kita lebih relevan, saya akan mencantumkan sebuah kutipan dari seorang ahli alkitab

The silver denarius was first issued around 211 BC and originally weighed about 4.5 grams, but lost some weight through the ages. It is difficult to determine the value of a denarius today, but it's value with respect to bread is estimated to be around $20 US in the early empire which would have been equal to the daily wage of a common laborer. Based on this estimate, 200 denarii would have been equal to 8 months pay and had an approximate value of about $4000 US.
Source(s):
http://www.mapsofworld.com/referrals/metals/silver/silver-denarius.html
The MacArthur Study Bible

Kesimpulannya adalah 200 dinar itu setara dengan $4000 atau Rp 36.800.000
Tidak sembarangan orang yang memiliki "idle money" atau uang menganggur sebesar 36,8 juta, hanya orang-orang tertentu. Paling tidak seorang yang kaya.

2. Ketika Yesus disalibkan, tentara Romawi mengambil pakainnya lalu mengundinya seperti yang tertulis

Setelah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya. Pakaian itu dibagi empat: masing-masing mendapat satu bagian. Mereka mengambil juga jubah-Nya. Jubah itu tidak ada jahitannya--ditenun dari atas sampai ke bawah.Prajurit-prajurit itu berkata satu sama lain, "Jangan kita potong-potong jubah ini. Mari kita membuang undi untuk menentukan siapa yang boleh mendapatnya." Hal itu terjadi supaya terlaksana apa yang tertulis dalam Alkitab, yaitu: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku, dan membuang undi untuk jubah-Ku." Dan memang prajurit-prajurit itu berbuat begitu.(yohanes 19:23-24)

Pakaian yang dibagi-bagi pastilah pakaian yang layak pakai dan apabila sampai diperebutkan berarti pakaian itu sangat mahal. Jubah yang dipakai Yesus juga bukan sembarang jubahdan pasti mahal harganya karena ditenun bukan dijahit sehingga para tentara romawi pun mengundinya. Hari-hari ini banyak acara undian berhadiah dan diikuti begitu banyak orang karena hadiahnya bisa berupa mobil, rumah mewah, atau voucher jalan-jalan ke luar negeri. Pakaian yang dibuat secara handmade atau ditenun harganya juga bisa beberapa kali lipat diatas harga pakaian yang dijahit, misalnya Tuxedo atau Kebaya. Untuk Tuxedo tempahan bisa menghabiskan puluhan juta rupiah.
Apakah anda sudah mendapatkan gambaran seperti apakah Yesus itu?

3. Untuk mendukung kedua fakta diatas, saya memiliki satu fakta lagi. Yesus memiliki seorang bendaharawan, yakni Yudas Iskariot yang kelak mengkhianatiNya dengan menjualNya. Dalam pelayananNya, Yesus memerlukan seorang bendaharawan untuk mengelola keuangaNya agar pelayanan tidak terganggu. Selain kisah ketika Yesus memberi makan 5000 orang tersebut, Yesus juga mampu menyokong ke12 murid-muridNya. Tidak pernah alkitab mencatat Yesus kekurangan dana dalam pelayananNya atau murid-muridNya kelaparan selama mengikuti Dia. Belum lagi Yudas beberapa kali mencuri tanpa harus ketahuan murid-murid yang lain (Yohanes 12:4-6).



Bagi kita yang ingin melayani Yesus, sebaiknya kita mengetahui pribadi dan gaya pelayananNya juga. Banyak sekali opini-opini di tengah-tengah masyarakat apabila kita menjadi pelayan Tuhan atau pendeta (maaf!) kehidupannya tidak terjamin secara finansial. Hal ini sangat keliru karena Yesus sendiri secara manusiawi cukup berada dan Ia berfirman Tuhan pasti mencukupkan kebutuhan anak-anakNya (kita). Justru karena banyak yang mempercayai kalau melayani Tuhan itu akan hidup pas-pasan, maka jadilah pada orang tersebut sesuai iman mereka. Padahal Tuhan ingin memberkati kita secara berkelimpahan dibumi maupun di surga. Kalau kita sendiri tidak diberkati bagaimana kita menjadi saluran berkat bagi orang.

Saya sangat mendorong saudara-saudara untuk mengambil keputusan untuk hidup dalam komitmen bersama Yesus khususnya dalam melayaniNya. Jangan biarkan tipuan iblis melemahkan kita untuk maju lebih radikal. Tapi mari kalahkan ketakutan itu dengan pengenalan akan Tuhan. Satu hal yang perlu diingat adalah Tuhan memakai uang sebagai salah satu sarana melayani umatNya, uang itu tidak jahat tetapi cinta akan uang yang jahat

Kerajaan surga memang bukan soal makan dan minum tetapi soal sukacita oleh Roh Kudus. Namun biarlah tiga fakta diatas anda ketahui untuk menguatkan iman saudara apalagi ketika banyak bisikan-bisikan melemahkan ketika anda dalam pelayanan.

When God calls you He will sponsors you

2 comments:

  1. Nice!
    And well-researched :)

    Iyah, bener kesimpulan dari artikel ini. Kadang capek juga kenal orang-orang yang full-time pelayanan tapi imannya kalo urusan finansial menganggap bahwa mengikut Tuhan itu pikul salib alias bakal hidup sekedarnya (dalam arti pasti dipelihara Tuhan, tetapi tidak melimpah, alias pas-pasan)

    Padahal kehidupan kita itu terjadi sebagaimana iman kita (dan juga mindset kita).

    Tapi di lain sisi, kalau ada hamba Tuhan berkelimpahan, dibilang melayani Mamon juga. Alias ngurus Tuhan dalam pelayanan sama ngurus duit juga (yang artinya: pinter2nya ngurus duit make duit pelayanan *buset dahhhh...)

    Tapi aku ada tahu good example juga. Aku ada kenal seorang gembala gereja, dia sekarang full-time pelayanan, dimana sebelumnya dia pebisnis (which I believe, dia sebelumnya ngejalanin fair and responsible business). Dari duit selama dahulu dia berbisnis, dia putar dengan menjadi bisnis yang dia investasiin (tapi dia gak kelola lagi). Yang bertanggung-jawab pengelolaannya, ya anak-anak buahnya yang juga pelayanan. Sedangkan dia sendiri full-time pelayanan. (Buka lapangan kerja jg kan, tuh?)

    Dari berbisnis itu juga, bisa dipakai untuk sokong amal terutama ke jemaat yang gak mampu. (Dimana jemaatnya sebagian besar kalangan mampu, ada sebagian kecil yang tidak mampu, tapi mereka masih bisa membaur) Isn't it good?

    Beberapa fakta dari artikel di atas perlu dibaca ama hamba2 Tuhan yang mental 'seadanya' nih... Paulus juga selain penginjilan bukannya dia juga kerja sebagai tukang tenda? :)

    Thanks rach,
    nice written :D

    ReplyDelete
  2. betul sekali, setuju berat dengan tulisan ini :)

    aku juga tahu ada satu contoh gembala kristen yang hidupnya sangat berkecukupan. (dia disebut sebegai pastor oleh jemaat dan staff nya, padahal gerejanya protestan..)

    dulunya dia pebisnis sukses yang dalam berbisnis belum menjalankan aturan main Tuhan, tapi setelah kenal Yesus dan disembuhkan secara ajaib, dia terpanggil untuk jadi pelayan Tuhan. tujuh tahun setelah menerima panggilanNya, sekarang pastor ini sukses mendirikan gereja berupa sebuah auditorium yang ada dalam kompleks apartemen dan perkantoran seluas bbrp hektar di daerah Kuningan. Kuningan lhoo, daerah yang bagus, bukan di pinggir kota!!
    She started the building from scratch!!
    tiap minggu kotbahnya penuh semangat, hidupnya juga bisa dibilang diatas standar rata2 org kebanyakan.

    jangan percaya perkataan yang bilang org kristen yang taat dan pelayan Tuhan hidupnya ditakdirkan jadi miskin, it's a load of crap!!!

    makanya harus siap hidup benar menurut standar dan aturanNya (bukan menurut kita sendiri lhoo, hahaha).
    pertanyaannya, siap ga ikut Tuhan sepenuh hati? : )

    ReplyDelete