Monday, June 14, 2010

Deathly Race of Mine

Ini pengalaman pribadi gw gimana Tuhan bener2 nyelamatin nyawa gw dari kecelakaan dan kecerobohan gw.

Saat ini aku tergabung sebagai tim kreatif yang bekerja sama dengan sebuah stasiun tv nasional swasta dan kampus ku untuk memproduksi sebuah reality show yang bersifat edukatif. Aku dan 2 teman kampus ku yang merupakan alumnus acara ini memiliki tanggung jawab sebagai pembuat soal dan alur pertunjukan. Sebuah penghormatan bisa bekerja sama dengan perusahaan bergengsi seperti itu.

Proses produksi seperti syuting sudah hampir selesai, tepatnya pada sabtu kemaren. Jadi kami dan tim konten akan mengadakan syukuran dengan pihak terkait selepas program ini diproduksi. Aku sudah koordinasi dengan Dinda dan Riska yang merupakan tim ku mengenai kegiatan kami dan ternyata hari minggu kami bertanggung jawab mengajak para finalis untuk bersenang-senang. Aku pun menerima tanggung jawab ini. Toh pekerjaannya asik. Kapan lagi jalan-jalan dan senang-senang ditraktir?
Segala kebutuhan kami sudah disediakan oleh pihak penyelenggara, mulai dari transportasi, akomodasi, sampai 'modal hedon' pun disediakan.

Sabtu, 12 Juni 10
Sabtu pagi ini aku masih mengerjakan tugas akhirku lalu mengirimnya kepada teman sekelompokku. Setelah tugas selesai aku masih mengunduh beberapa informasi terkait dengan tugas akhir mata kuliah lainnya dan mencari info tiket dan visa untuk keberangkatanku bulan depan.
Sembari mengerjakan semua ini, aku sempat memposting status di FB ku dan dikomen oleh beberapa rekan. Ternyata salah satu kakak rohani ku mengajakku untuk ketemuan setelah beberapa lama kami tidak ketemu. Sepat kami nego mengenai jadwal kami dan akhirnya kami memutuskan untuk ketemu di sebuah restoran fast food.

Aku pun bergegas menyiapkan segala kebutuhanku untuk untuk menginap di di dekat kampus demi tanggung jawab tersebut.

13.30
Aku tiba direstoran tersebut dan kami pun bertemu. Ia berbagi tentang pengalamannya dan pelayannya selama ini. Aku sangat tergugah dan mendapat sebuah pelajaran baru tentang pelayanan.

16.13
Kami pun berpisah dan aku pun bergegas pergi ke kampus karena proses produksi disana. Cuaca sempat mendung dan aku berfikir untuk berteduh, membatalkan kedatanganku ke kampus, atau menukar motor yang kukendarai dengan mobil. Aku enggan berteduh karena aku merasa aku sudah telat. Aku juga tidak membatalkan kedatanganku karena aku sudah terlanjur janji dengan teman-temanku dan aku tidak mau mengingkarinya karena akan runyam akibatnya. Sedangkan untuk menukar mobil, aku teringat kalau aki mobilnya bermasalah. Aku malas kalau kebengkel dulu mengurus ini itu karena keuanganku lagi pas-pasan dan itu merepotkan.
Akupun bergegas menuju kampus. Aku menyiapkan perlengkapanku mulai dari jaket, masker, sampai MP3 yang akan menemaniku selama perjalanan yang kurang lebih sejam.

Aku pun tancap gas dari Kampung Melayu menuju Kampus. Di Cawang sudah ada tanda-tanda akan hujan dan aku masih enggan untuk berteduh. Sebagai tambahan aku yang saat itu memakai sandal (biasanya sepatu) mulai merasa tidak nyaman karena kakiku dingin, basah, dan kotor terciprat air dari roda. Aku sangat benci mengemudi saat hujan bisikku.
Saat melewati Kalibata, kondisi jalan yang becek membuat ku semakin kesal karena adanya pembangunan flyover. Karena kesal, aku justru mempercepat laju kendaraanku dan menuju Mampang.

Hujan semakin deras dan jalanan cukup lancar walau ramai. Aku menikmati lagu yang terputar di telingaku lalu mengendara dengan kecepatan (ehm..) diatas 60km/h mungkin. Perasaanku stabil dan I think everything was fine.
Aspal yang aku lewati cukup lebar namun memiliki lapisan yang berbeda, satu diaspal halus namun satu lagi diaspal agak kasar. Sebenarnya itu tidak mengganggu namun aku berlari diantara 2 jenis aspal tersebut.

Kecepatan ku pun stabil dan badanku juga. Namun, tiba-tiba badanku oleng kekiri sedangkan motorku berlari seperti biasa. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi selain aku tergelincir ditengah jalan raya. Aku tidak panik namun tidak bisa berbuat apa-apa, badanku terseret diatas aspal dan aku langsung melepaskan stang motorku sehingga aku terseret kepinggir jalan diamna motorku terseret kedepan. Yang kurasakan adalah jaketku bergesekan dengan aspal. Demikian helmklu sampai terlepas. Untung saat itu aku memakai penutup kepala sehingga saat helm lepas kepalaku masih terlindungi. Aku segera berdiri dan duduk ditepi jalan. Orang-orang menolongku, memberi ku minum, mengambil motorku dan membetulkannya. Aku cukup shock dengan kejadian itu. Aku melihat tubuhku dan..
tidak ada sesuatu yang buruk terjadi kecuali kakiku lecet dan berdarah. Itu saja yang kuingat.
Aku diam termangu lalu merenungkan kejadian ini. Aku merasa ini adalah peringatan kepadaku untuk lebih berhati-hati lagi. Aku pun menyesali kecerobohanku karena suka kebut-kebutan kalau membawa kendaraan.
Aku berteduh sebentar dan berusaha menghubungi ortu ku. Tapi akhirnya niatku kuurungkan karena aku takut membuat mereka khawatir dan 'mencabut SIM'ku.

Hujan pun reda dan akupun bergegas ke kampus. Aku masih galau dan langit masih gerimis. Aku juga tergesa-gesa karena proses produksi masih berlangsung.

Aku tiba dikampus dan segera menuju parkiran. Sialnya saat itu aku lupa sedang hujan dan parkiran yang terbuat dari beton menjadi licin. Dan.. akupun sukses tergelincir untuk kedua kalinya.
Aku merasakan badanku seperti terhantam dengan sesuatu dan terasa sakit. Aku terjerembab dan kulihat pecahan kaca didepanku. Aku ingin menangis rasanya.

Tiba-tiba ada petugas kebersihan melihatku dan segera menolongku. Motorku segera diamankannya. Aku yag sedang tergesa-gesa meringis kesakitan masih sempat berdiskusi dengan petugas tersebut. Aku memintanya membenari tempat dudukan kaki yang bengkok dan untungnya ia mengiyakannya. Aku segera ke lokasi dan bertemu teman-temanku. Kru tv, pihak kampus, dan teman-temanku kaget melihat aku yang kehujanan, kusut, dan tertatih-tatih.
Mereka segera mengobati luka-lukaku dan ketika aku menaikkan celanaku aku terkejut karena ada beberapa luka memar di kedua kakiku. Badanku terasa semakin pegal dan sakit, sendi-sendiku sakit dan kepalaku pusing.

Ku beristirahat sebentar dan salah satu kru tv membersihkan lukaku dengan alkohol. Entah mengapa alkohol itu pun tidak terasa perih lagi kurasakan.

Akhirnya aku mengisitirahatkan diriku, kembali tertawa dan mengobrol dengan teman-temanku dan para finalis sampai rasa sakit dan trauma itu berkurang.

Aku mensyukuri kejadian ini semua. Aku belajar untuk tidak tergesa-gesa, mengontrol emosi dalam berkendara dan kecepatan, serta awas senantiasa selalu (berjaga-jaga dan berhati-hati).
Aku juga cerita ke kakak rohani ku itu dan dia bilang kalau kadang setan ga senang dengan kita ia ingin mencelakakan kita. Tetapi Firman Tuhan akan selalu digenapi bagi anak-anakNya yang percaya padaNya bahwa tangan Tuhan selalu menjagai kita. Aku benar-benar mengerti isi Matius 16:18b .. dan alam maut pun tidak dapat menguasaimu. . Bener banget tuh!

Terima kasih Tuhan. Ajarku untuk selalu berhati-hati.

No comments:

Post a Comment